Sabtu, 01 Oktober 2011

CARA GANGGUAN DISIPLIN

Kegiatan Belajar 1

TEKNIK MENANGANI GANGGUAN RINGAN



Seperti telah dikemukakan pada modul  4 (empat) bahwa  dalam proses belajar mengajar mungkin saja akan terjadi berbagai bentuk prilaku siswa yang mengganggu disiplin kelas baik berupa gangguan ringan maupun gangguan berat. Gangguan ini tidak dapat dibiarkan saja karena akan mengganggu proses pembelajaran yang kita lakukan.
Pada kegiatan belajar ini Anda dapat mengenal  metode umum berespon terhadap tingkah laku siswa yang menggangu dan beberapa contoh teknik khusus yang dapat digunakan untuk mengurangi/mengatasi gangguan ringan. Diharapkan setelah mempelajari modul 5 (lima) ini Anda akan dapat :
1.    Menyebutkan metoda secara umum mengatasi prilaku yang menggangu.
2.    Menyebutkan teknik-teknik mengatasi gangguan ringan.
3.    Memberikan contoh cara mengatasi prilaku yang suka menarik perhatian.
4.    Memberikan contoh cara mengatasi ganguan prilaku mencari kekuasaan.
Penguasaan Anda akan tujuan tersebut akan dapat membantu Anda mengatasi gangguan-gangguan dikelas Anda dengan cara tepat.

 

 

 





A. Metoda Penangan Secara Umum

Sebelum kita membicarakan metoda umum penangganani gangguan tingkah laku terlebih dahulu kita lihat dulu pengklasifikasi gangguan-gangguan prilaku siswa. Secara garis besarnya gangguan prilaku siswa dalam proses belajar mengajar (PBM)  dapat dikategorikan atas gangguan ringan dan gangguan berat.
Gangguan ringan adalah prilaku yang melanggar disiplin kelas yang tidak sampai mengganggu kegiatan kelas secara keseluruhan. Misalnya sedang Anda menjelaskan pelajaran kelihatan seorang siswa berbisik-bisik membicarakan sesuatu, atau seseorang siswa memperlihatkan mainannya pada temannya yang lain.
Gangguan berat adalah prilaku siswa yang melanggar disiplin yang mengganggu kegiatan kelas secara keseluruhan. Misalnya siswa bertengkar, marah-marah, berkelahi, melawan guru terang-terangan dan sebagai.
Khusus dalam kegiatan belajar 1 (satu)  ini kita hanya akan membahas metoda dan teknik berespon terhadap gangguan ringan. Secara umum Emmer (1984) mengemukakan bahwa untuk mengatasi masalah gangguan prilaku siswa dapat dilakukan sebagai berikut :
  1. Mengarahkan kembali perhatian siswa terhadap tugasnya bila dia tidak mengerjakan tugas. Sesudah itu memonitor kemajuannya untuk menyakini apakah siswa meneruskan pekerjaannya. Misalnya pada waktu pelajaran matematika, Ali tidak mengerjakan latihan yang diberikan guru. Untuk menangani masalah ini, guru mendekati Ali dan berkata. Soal yang mana yang perlu di buat Ali?. Kerjakanlah latihanmu dan guru meninggalkan Ali. Sesudah itu guru perlu mengamati Ali untuk mengetahui apakah Ali ada mengerjakan latihannya atau tidak untuk mengetahui kemajuan Ali. Jadi siswa yang kurang perhatiannya pada tugas-tugas perlu diingatkan kembali akan tugas-tugasnya.
  2. Membuat kontak mata atau bergerak mendekati siswa. Gunakanlah suatu isyarat (bahasa non verbal) yang  menyatakan ketidak setujuan terhadap apa yang dilakukan siswa. Misalnya seorang siswa berbicara keras pada temannya pada saat guru menjelaskan pelajaran atau pada suatu ujian siswa kelihatan menyontek, untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan menatap mata anak tersebut sambil menggelengkan kepala atau bergerak kearah anak tersebut dengan memberikan isyarat tidak setuju dan melarang prilaku tersebut.
  3. Mengingatkan siswa akan prosedur yang semestinya bila siswa tidak mengikuti prosedur yang betul. Misalnya,  jika kelas telah mempunyai prosedur bertanya dengan mengangkat tangan dulu baru bicara, maka jika seorang siswa  melanggar prosedur tersebut guru bertanya pada siswa tersebut apakah dia ingat prosedur tersebut. Kalau tidak guru perlu  menyatakan kembali prosedur  tersebut. Jadi siswa yang lupa akan prosedur/tata tertib yang telah disepakati perlu diingatkan kembali supaya tidak terjadi pelanggaran disiplin.
  4. Meminta siswa untuk menghentikan tingkah laku yang tidak tepat. Kemudian awasi sampai menghentikan tingkah laku tersebut. Misalnya apabila seorang siswa suka mengganggu temannya sedang bekerja atau yang suka meribut, maka guru perlu mengatakan pada anak tersebut untuk menghentikan prilakunya tersebut karena akan mengganggu disiplin kelas dan mengamati anak tersebut sampai menghentikan tingkah laku tersebut dan melakukan aktivitas belajarnya sendiri.
Sedangkan menurut Jones & Jones (1995) metode umum untuk mengatasi tingkah laku yang menggangu sebagai berikut :
1.    Atur pola susunan tempat duduk siswa sehingga mungkin dapat melihat dan mudah bergerak mendekati semua siswa. Hal ini akan dapat menyelesaikan masalah-masalah  ringan dengan cepat.
2.    Amati seluruh ruangan kelas dengan cepat dan sering sehingga dapat  berespon terhadap gangguan-gangguan ringan lebih awal. Misalnya kalau kita sedang mengajar jangan hanya terpokus pada materi yang disampaikan tetapi juga perhatikan situasi kelas, prilaku anak yang akan mengganggu dan mengatasi  dengan cepat sehingga tidak mengganggu kelancaran kegiatan instruksional. Apakah Anda sudah terbiasa dengan keterampilan ini? Jika belum Anda dapat melatih diri untuk melakukannya sendiri. Membagi-bagi perhatian dalam mengajar menghendaki latihan untuk membiasakannya.
3.    Pengaruh gangguan dari intervensi guru dalam mengatasi masalah prilaku siswa jangan lebih besar dari gangguan yang akan dikurangi/diatasi. Misalnya bila seorang anak kelihatan tidak melakukan tugas yang diminta, lalu guru berteriak “Ali kerjakan latihanmu”. Tindakan guru ini akan mengganggu perhatian siswa lain yang sedang asyik mengerjakan tugasnya sehingga mereka akan berhenti bekerja atau  melihat pada Ali. Tentu saja tindakan guru yang demikian kurang bijaksana. Pernahkan Anda melakukan cara seperti tersebut? Mudah-mudahan saja tidak, lalu bagaimana cara yang bijaksana mengatasinya?. Menurut Winser (1995) gangguan seperti itu dapat diatasi dengan mendekati sianak dan bertanya dengan bijak kenapa belum dimulai mengerjakan latihan?.  Motivasi dia untuk melakukannya. Apabila siswa masih terus tidak mengerjakannya diskusikan secara pribadi  dengan siswa tersebut. Cara ini tidak akan mengganggu siswa yang lain dalam mengerjakan latihannya. Yang prinsip dalam mengatasi prilaku siswa kita tidak memaksa anak untuk mematuhi aturan tetapi kita membantu anak, mengembangkan rasa tanggungjawabnya dan menangani diri sendiri.
4.    Respon guru dengan kemarahan yang tidak tepat pada siswa akan dapat menciptakan ketegangan dan menambah ketidak  patuhan dan tingkah laku yang mengganggu. Oleh karena itu guru dalam menghadapi gangguan-gangguan disiplin hendaklah tetap tenang,  rasa akrab, penuh kehangatan, sopan dan memberikan penjelasan. Hal ini akan berdampak positif terhadap tingkah laku kelas. Jadi hadapilah prilaku  gangguan ringan dengan tenang, tidak marah-marah sehingga anak menyadari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.
5.    Suatu reaksi berdampak positif bila dilakukan dengan tenang dan segera berespon terhadap masalah. Apabila guru bereaksi terhadap gangguan-gangguan ringan dengan  tenang dan cepat maka siswa yang lain akan berespon memperbaiki tingkahlakunya sendiri. Misalnya pada saat Anda melaksanakan ujian tulis seorang siswa kelihatan melihat catatan. Anda dapat  memberikan tanda non verbal melarang pada siswa tersebut dan siswa yang lain yang mungkin juga melakukan hal yang sama akan menghentikan prilakunya masing-masing.
6.    Bila tingkah laku yang mengganggu terjadi, langkah pertama yang dilakukan guru adalah membuat kontak mata dengan cepat dengan siswa  tersebut. Dapat dilakukan dengan melihat sekilas, kemudian mendekati siswa tersebut, menyentuh bahunya atau bertanya pada siswa tentang tugasnya. Misalnya pada saat Anda sedang menjelaskan pelajaran, Anda melihat Ani sedang asyik melihatkan buku komik baru. Anda usahakan melakukan kontak mata dengan Ani tetapi tidak berhasil. Kemudian Anda mendekatinya, kalau dia berhenti Anda tidak usah meneruskan mendekatinya. Akan tetapi apabila  belum Anda menyentuh bahunya dan bertanya dapatkah kamu simpan dulu komit itu sampai waktu istrirahat?. Nantikan ada waktu untuk membacanya. Ada yang perlu diperhatikan dalam bertanya pada siswa. Carilah pertanyaan yang selalu dapat dijawab siswa.
7.    Ingatkanlah siswa tentang aturan atau prosedur kelas yang tidak mereka perlihatkan. Misalnya seorang siswa pergi keluar kelas tanpa minta izin pada guru. Apa respon Anda terhadap siswa tersebut? Anda  dapat memanggil nama anak tersebut kemudian bertanya padanya apa kesepakatan kelas kita kalau akan keluar kelas? Kalau dia lupa kita sebagai guru mengingatkan kembali tata tertib untuk minta izin keluar kelas.
Selanjutnya untuk mengatasi gangguan ringan ada beberapa triknya/teknik yang dapat digunakan. Menurut Winser (1995) diantara teknik tersebut adalah :
1.    Mengabaikan
Gangguan-gangguan kecil yang ringan yang tidak akan mempengaruhi yang lain dapat diabaikan atau diacuhkan saja. Misalnya anak-anak yang suka menarik perhatian guru baiknya diabaikan saja. Kita pura-pura tidak melihat tingkahlakunya  karena apabila diperhatikan dia akan menjadi-jadi. Hal ini senada dengan pendapat Hanch (1995) yang mengatakan bahwa untuk mengatasi anak-anak yang suka menarik perhatian: menghiraukan anak tersebut dan tidak mengubrisnya. Sikap yang tidak memperdulikan/ mengubrisnya ini menurut Hanch (1995) merupakan metoda yang lambat tetapi efektif untuk mengurangi atau menghilangkan tingkah laku yang tidak dikehendaki pada anak.
2.    Menatap agak  lama
Cara lain yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan ringan adalah menatap agak lama siswa yang membuat gangguan. Misalnya, ketika Anda sedang menjelaskan pelajaran kelihatan Ani bercerita pada Ana sambil berbisik-bisik. Untuk mengatasi prilaku ini Anda berhenti berbicara sejenak dan tatap agak lama Ani dan Ana sampai mereka berhenti bercerita: Anda mungkin sudah pernah menggunakan teknik ini dan bagaimana hasilnya?


3.    Menggunakan bahasa non verbal
Bahasa non verbal adalah bahasa yang tanpa menggunakan kata-kata tetapi berupa gerakan tubuh seperti gerakan badan, pandangan mata, gerakan isyarat menggunakan tangan, bahu kepala, kaki dan sikap badan. Misalnya saat Anda sedang menjelaskan pelajaran kelihatan Ali sedang membuat mainan dari kertas buku. Anda dapat mengatasi masalah ini dengan melihat pada Ali sambil menggelengkan kepala tanda Anda melarang Ali meneruskan prilakunya.
4.    Mendekati
Gerakan mendekati anak yang melakukan gangguan dapat menyebabkan siswa yang melanggar menyadari perbuatannya dan menghentikan prilakunya. Misalnya sedang  Anda meminta siswa mengerjakan tugas masing-masing kelihatan Maria dan Ana memperebutkan sesuatu barang dan tidak mengerjakan tugas. Untuk mengatasi prilaku mereka Anda dapat bergerak mendekati tempat duduk mereka, dan jika telah berhenti Anda tidak perlu mendekati lagi. Akan tetapi apabila mereka tidak berhenti Anda dapat terus mendekati dan bertanya dengan bijak. Apakah benda tersebut dapat disimpan dulu dan kerjakanlah dulu latihanmu.
5.    Memanggil nama
Memanggil nama anak yang sedang melakukan pelanggaran kecil dapat membantu untuk menghentikan pelanggaran tersebut, asal dilakukan dengan bijak. Misalnya sedang Anda asyik menjelaskan pelajaran Ali melempar Tina dengan kapur dan kapur itu jatuh dilantai. Anda dapat mengatasinya dengan berkata : “Ali tolong ibu ambilkan kapur yang jatuh tersebut!”. Dengan menyebutkan nama siswa tersebut gangguan-gangguan ringan dapat diatasi asal dilakukan dengan tenang dan bijak.
Selain dari teknik-teknik tersebut Hanch (1995) menggunakan teknik yang dapat dilakukan  untuk menghadapi prilaku siswa yang suka menarik perhatian antara lain 1) menghiraukan anak tersebut, 2) memberikan konsekwensi  logis dan 3)  metode kejenuhan. Teknik kensekwensi  logis menghadapkan anak  terhadap 2 (dua) pilihan yang harus dipilihnya dan dia bertanggungjawab terhadap konsekwensi dari pilihan tersebut. Misalnya, Ali adalah siswa yang suka menarik perhatian dikelas Anda. Dia suka berjalan ketempat temannya sedang belajar. Untuk mengatasi masalah ini Anda dapat berkata : “Ali kamu boleh saja berjalan kemana-mana dan kursi kamu saya ambil karena tidak perlu bagimu. Atau kalau kamu memerlukan kamu tetap duduk dikursimu. Nah sekarang pilih salah satu. Teknik lain yang dapat juga digunakan untuk mengatasi masalah prilaku menarik perhatian ini adalah metode kejenuhan. Misalnya kalau ada siswa Anda yang suka membuat cerita lucu ketika Anda sedang mengajar dalam rangka menarik perhatian temannya. Anda dapat mengatasinya dengan meminta dia bercerita terus sepuas-puasnya dalam  jangka waktu tertentu sehingga akan merasa  kejenuhan sendiri.
 Gangguan-gangguan prilaku seperti mencari kekuasaan dan  pembalasan dendam menurut Hanch (1995) dapat diatasi dengan metode konsekwensi logis. Beri anak pilihan dengan bijaksana dan dia akan  belajar bertanggungjawab terhadap  putusan yang dibuatnya. Lain halnya dengan prilaku siswa yang suka memperlihatkan ketidak  berdayaan menurut Hanch (1995)  dapat diatasi dengan mengajar atau membiasakan anak menghadapi tanggung jawab dan membuat kepatusan. Pernahkah Anda mempunyai pengalaman dengan anak semacam itu? Apa yang Anda lakukan? Tuliskanlah pengalaman Anda mengenai masalah tersebut dibawah ini !













 













B.  Latihan
1. Jelaskanlah metode umum  menurut Emmer  mengatasi prilaku siswa yang mengganggu disiplin kelas.
2.    Buatklah satu contoh prilaku siswa yang mengganggu disiplin kelas dan apa teknik yang dapat digunakan untuk mengatasinya ?
3.    Bagaimanakah cara menangani prilaku siswa yang suka menarik perhatian ?
4.    Jelaskanlah metode umum yang dikemukakan Jones&Jones dalam mengatasi tingkah laku yang menggangu dan berikan contoh-contohnya.
5.    Buatkanlah rangkuman materi kegiatan belajar 1 dan setelah itu  bandingkanlah dengan rangkuman berikut.
C.   Rangkuman
·         Gangguan ringan adalah gangguan  prilaku yang tidak mengganggu kegiatan kelas secara keseluruhan.
·         Gangguan berat adalah gangguan prilaku siswa yang mengganggu kegiatan kelas secara keseluruhan.
·         Metode umum mengatasi prilaku siswa menurut Emmer (1984) adalah 1) Mengarahkan kembali perhatian terhadap tugas.
2) Membuat kontak mata dan mendekati siswa.
3) Mengingatkan siswa akan prosedur yang semestinya.
4) Meminta siswa untuk menghentikan tingkah laku yang tidak tepat.
·         Metode umum menurut Jones & Jones (1984) untuk mengatasi tingkah laku yang menggangu antara lain :
1)    Mengatur pola susunan tempat duduk yang memungkinkan mudah bergerak dan melihat semua siswa.
2)    Mengamati ruangan kelas dengan cepat dan sering.
3)    Intervensi guru jangan lebih besar dampaknya dari  masalah prilaku itu sendiri.
4)    Jangan berespon  dengan kemarahan yang tidak tepat tetapi bersikaplah tenang.
5)   
Bertanya
 
Menepuk Bahu
 
Dekati
 
Kontak Mata
 
Proses pengatasi tingkah laku yang menggangu : 
     

6)    Ingatkan siswa tentang aturan/prosedur yang mereka langgar.


·         Teknik menangani gangguan ringan.
1)    Mengabaikan.
2)    Menatap agak lama.
3)    Menggunakan bahasa non verbal.
4)    Mendekati.
5)    Memanggil nama
·         Teknik menangani anak yang suka menarik perhatian yaitu:
Mengabaikan, konsekwensi logis dan metode kejenuhan.                    
·         Teknik menangani prilaku mencari kekuasaan  dan  balas dendam  menggunakan teknik konsekwensi logis.
·         Teknik menghadapi anak yang tidak berdaya diajar menghadapi tanggungjawab   dalam  membuat keputusan.
D.   Tes Mandiri
Untuk menguji tingkat pemahaman Anda terhadap materi kegiatan belajar ini, jawablah tes berikut ini. Bacalah setiap pertanyaan/pernyataan dengan cermat dan berilah tanda silang (x) pada nomor alternatif jawaban yang Anda anggap paling tepat.

E.  Tes Objektif

Petunjuk :
Pilihlah :   A : jika alternatif no. 1, 2, 3 benar.
B :  jika altenatif no. 1 dan 3 benar.
C : jika  alternatif no. 2 dan 4 benar.
D : jika alternatif no 4 benar.
1.    Metode umum menurut Emmer mengatasi gangguan prilaku siswa kecuali :
1.    Membuat kontak mata.
2.    Mengarahkan kembali perhatian pada tugas.
3.    Mengabaikan.
4.    Meminta siswa mengikuti tingkah laku yang tidak tepat.
2.    Menurut  Jones & Jones  metode  umum  mengatasi gangguan prilaku  siswa adalah……………
1.    Atur pola susunan tempat duduk siswa sehingga mudah melihat dan mendekati siswa.
2.    Berikan peringatan pada siswa.
3.    Jangan berespon dalam keadaan marah tapi hadapi dengan tenang.
4.    Minta siswa menghentikan tingkahlakunya.
3.    Teknik yang dapat digunakan untuk menghentikan gangguan ringan adalah …………
1.    Mendekati siswa.
2.    Mengabaikan.
3.    Menatap siswa agak lama.
4.    Menghukum.
4.    Jika Anda sedang menerangkan pelajaran kelihatan Mary sedang melihat buku komik. Apa tindakan yang akan Anda lakukan :
1.    Memanggil nama Mary dengan keras.
2.    Menatap Mary agak lama.
3.    Memarahi Mary.
4.    Bergerak mendekati Mary.
5.    Pada waktu Anda memulai pelajaran keliahtan Ali tidak memperhatikan dan asyik  mencari-cari sesuatu dalam tasnya. Tindakan yang tepat  dilakukan saat itu adalah ……….
1.    Menegur Ali.
2.    Mendekati Ali.
3.    Menatap Ali dengan lama.
4.    Mempedulikan  Ali.
6.    Teknik yang tepat di gunakan untuk berespon terhadap prilaku yang suka menarik perhatian adalah ………
1.    Mengingatkan dia tentang aturan.
2.    Tidak mempedulikan.
3.    Bergerak mendekatinya.
4.    Tidak menguliahinya/
7.    Jika seorang anak yang suka menarik perhatian tidak menghentikan prilaku sesudah diabaikkan guru maka teknik berikutnya yang dapat dilakukan adalah ………..
1.    Memilih konsekwensi lagi.
2.    Memberi peringatan.
3.    Memberi kejenuhan.
4.    Memberi kekuasaan.
8.    Teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi perilaku siswa yang suka mencari kekuasaan adalah ……….
1.    Mengabaikan.
2.    Memberi tanda non verbal.
3.    Memberi peringatan.
4.    Memberi konsekwensi lagi.
9.    Bila seorang siswa tidak mematuhi Anda karena ingin balas dendam maka teknik yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi masalah itu adalah ……………
1.    Memberi hukuman.
2.    Memarahi anak tersebut.
3.    Mengancam anak tersebut.
4.    Memberikan konsekwensi logis.
10.  Proses mengatasi tingkah laku yang mengganggu menurut Jones & Jones adalah …………
1.    Bertanya, kontak mata, dekati, tepuk bahu.
2.    Dekati, bertanya, kontak mata, tepuk bahu.
3.    Dekati, tepuk bahu, bertanya, kontak mata.
4.    Kontak mata, dekati, menepuk bahu, bertanya.

Kegiatan Belajar 2

MENGATASI GANGGUAN BERAT



Pada kegiatan belajar 1 Anda telah mengenal berbagai teknik mengatasi gangguan prilaku yang ringan. Selanjutnya kita akan melihat pula bagaimana prosedur dan teknik mengatasi gangguan prilaku yang berat.
Uraian materi berikut ini akan membekali Anda berbagai informasi mengenai prosedur berespon terhadap ganguan berat, faktor kunci berespon dengan efektif, cara berespon dengan bijaksana, cara menangani tingkah laku yang agresif serta metode mengatasi masalah prilaku yang besar dan terus menerus. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda mampu :
1.    Menyebutkan beberapa faktor kunci berespon secara efektif.
2.    Menjelaskan prosedur merespon gangguan berat.
3.    Memberikan contoh berespon dengan bijaksana terhadap gangguan berat.
4.    Memberikan contoh cara menangani prilaku yang agresif dan bengis.
5.    Memberikan contoh metode memecahkan masalah prilaku yang besar dan terus menerus.
Penguasaan Anda akan tujuan tersebut diharapkan akan membantu Anda untuk dapat menangani masalah disiplin kelas yang Anda alami di kelasnya.


A.   FAKTOR KUNCI BERESPON

Sebelum kita  membicarakan factor kunci berespon/menangani gangguan berat terlebih dahulu ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan.
Pertama :  Respon terhadap tingkah laku yang mengganggu, tidak bertanggung jawab, yang paling efektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara professional apabila mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu : (1) menjamin keselamatan dan keteraturan kelas dan lingkungan sekolah dan (2) memberikan informasi  yang bersifat mendidik yang membantu siswa mengembangkan  keterampilan baru.
Kedua :   Respon terhadap tingkah laku yang tidak baik, paling efektif bila menjaga atau meninggikan martabat siswa dan harga diri dan meminta bertanggungjawab terhadap tingkahlakunya dan menjadi anggota kelompok kelas yang produktif.
Ketiga : Metoda yang terfokus pada kontrol dan hukuman tidaklah membantu siswa mengembangkan keterampilan baru dan cendrung menjadikan siswa mengasingkan diri.
Selanjutnya Jones & Jones (1998) mengemukakan beberapa faktor kunci dalam pengembangan rasa tanggung jawab, respon yang efektif terhadap tingkah laku siswa yang tidak bertanggung jawab dan tidak  produktif, secara  propesional sebagai berikut  :
  1. Siswa haruslah mengetahui dengan jelas aturan-aturan dan prosedur yang berlaku dan konsekwensi  bagi  pelanggarannya. Kita sebagai guru perlu menjelaskan pada siswa apa-apa saja prosedur atau tata tertib yang diberlakukan dikelas/sekolah kita berserta konsekensi/akibat yang akan diterima/karena pelanggaran dari tata tertib tersebut. Setiap siswa hendaklah mengetahui hal tersebut.
  2. Siswa hendaklah diberi tanda yang jelas bahwa yang meneruskan suatu tingkah laku akan menimbulkan konsekwensi tertentu. Maksudnya guru hendaklah memberikan tanda petunjuk yang jelas terhadap tingkah laku yang  kalau diteruskan akan mendatangkan konsekwensi tertentu. Jadi siswa perlu tahu bahwa tingkah laku akan  mempunyai akibat/dampak tertentu.
  3. Adalah penting untuk bersifat konsisten mungkin dalam penggunaan konsekwensi. Hal ini berarti bahwa guru dalam menerapkan teknik konsekwensi tidak boleh pilih kasih. Teknik ini diberlakukan bagi semua siswa yang melanggarnya, tidak ada pengecualian.
  4. Siswa harus diberitahu bahwa mereka memilih konsekwensi. Maksudnya bila kita menerapkan pemberian konsekwensi perlu ada pilihan bagi siswa. Misalnya mau meneruskan tingkahlakunya yang mengganggu atau akan menerima alternatif lain sebagai konsekwensi dari prilaku tersebut. Terserah siswa untuk memilihnya.
  5. Konsekwensi haruslah bersifat mendidik. Artinya konsekwensi yang diberikan hendaklah dapat mengembangkan  keterampilan-keterampilan baru bagi siswa yang berguna bagi pengembangan kepribadiannya. Jadi konsekwensi itu bukan sesuatu yang membuat anak menjadi malu pada temannya.
B.   PROSEDUR BERESPON
Setelah kita paham apa yang  perlu diperhatikan dan faktor-faktor  kunci yang mendukung keberhasilan dalam berespon terhadap gangguan tingkah laku siswa mari kita lihat langkah-langkah atau prosedur berespon tersebut  menurut Jones&Jones (1998) :

Tabel 1. Prosedur Berespon Gangguan Berat
No.
Prosedur
Contoh
1.
Berikan tanda non verbal
- Mengangkat telunjuk, mengelengkan kepala, menatap dan sebagainya.
2.
Tanda verbal
-    Mary ikuti aturan kelas kita.
3.
Menunjukkan pilihan yang akan dibuat siswa.
-    Mary jika kamu terus berbicara ketika saya menerangkan pelajaran kamu akan memilih untuk mengembangkan rencana.
4.
Siswa pindah ke area yang telah ditentukan dalam  ruangan itu untuk membuat rencana.
-    Mary kamu telah memilih menggunakan waktumu untuk membuat rencana.
5.
Siswa diminta pergi ketempat lain untuk membuat rencana.
-    Mary saya sungguh ingin  kita dapat menyelesaikannya disini. Jika tidak kamu perlu menemui Bapak Amir …… untuk mengembangkan rencanamu.
 
Jadi langkah awal dalam  merespon tingkah laku siswa gangguan berat pertama adalah memberi tanda non verbal pada siswa untuk menyadari prilakunya. Misalnya sedang Anda mengajar kelihatan Mary asyik berbisik pada teman disebelahnya. Untuk menghentikan ini Anda dapat  menatap Mary dan menggelengkan kepala sebagai tanda melarang dia bercerita. Tetapi jika Mary tidak melihat, dan Anda gagal berespon panggil namanya dan minta dengan sopan supaya dia mengikuti aturan kelas. Jika Mary terus bercerita beritahu Mary jika meneruskan tingkahlakunya, dia perlu memilih menggunakan waktunya mengermbangkan suatu  penyelesaian masalah itu. Secara ideal pekerjaan ini akan dilakukan dalam kelas, dimana siswa dapat memperoleh keuntungan dari pengajaran dan juga menyadari bahwa masalahnya dapat diselesaikan diantara yang terlibat.
Siswa yang telah mempunyai keterampilan menulis dapat diberikan suatu format isian pemecahan masalah yang dikerjakan pada daerah tuntutan dikelas tersebut. Contoh format pemecahan masalah tersebut yang dapat digunakan di SD dan SLTP seperti dibawah ini :











Nama  : ………………..                                             Tanggal …………

A.    Aturan Yang Kita Setujui.
1.      Berbicara sopan pada yang lain.
2.      Perlakukan orang lain dengan baik.
3.      Ikuti permintaan guru.
4.      Siap untuk belajar di kelas.
5.      Berusahalah dengan baik meletak tugas-tugasmu dan mintalah bantuan jika kamu merlukannya.
6.      Patuhi semua aturan sekolah.

B.     Silakan Jawab Pertanyaan Berikut :
1.      Apa aturan yang kamu langgar.
2.      Apa yang kamu lakukan yang menentang aturan.
3.      Apa masalah yang terjadi dengan penyebab ini, bagimu, bagi guru dan teman sekelas.
4.      Apa rencana yang dapat kamu kembangkan yang akan membantu kamu lebih bertanggungjawab dan mengikuti aturan aturan kelas ini.
5.      Bagaimana guru atau teman yangl ain membantumu.

Saya ………… akan mencoba cara terbaik mengikuti rencana yang saya tulis dan mengikuti semua aturan dan prosedur yang lain dalam kelas kita yang kita ciptakan menjadi kelas yang baik untuk belajar.
 
Format Isian Pemecahan Masalah
























Itulah format pemecahan masalah yang perlu dibuat oleh siswa yang tidak mau menghentikan prilaku gangguannya. Dalam hai ini siswa-siswa tidak diberi sangsi atau hukuman  tetapi mereka diajar menyadari kesalahan dan belajar bertanggungjawab terhadap pilihan yang diberikan guru.
Cara ini telah dicobakan oleh para guru dan nyatanya efektif untuk mengatasi prilaku gangguan berat.

C.  RESPON YANG BIJAKSANA TERHADAP GANGGUAN BERAT

Apabila siswa telah menunjukkan gejala-gejala prilaku yang telah menentang dengan berbagai ucapan, seperti semua  menentang siapa yang mau belajar, kamu tidak peduli saya maka ada beberap alternatif tindakan :
1.    Mengembangkan teknik mendengarkan dengan aktif, dan identifikasi perasaan siswa yang mungkin dialaminya. Misalnya, Anda dapat berkata: “Kedengarannya kamu prustasi dengan pertanyaan yang begitu mudah ini”.
2.    Sampaikan pesan saya untuk membuat siswa mengetahui tingkah laku yang dibuatnya tidak menyenangkan Anda. Misalnya, Anda berkata saya berharap semua siswa akan membuat komentar yang positif tentang teman sekelasnya.
3.    Tawarkan bantuan. Misalnya Anda dapat berkata, kedengarannya kamu  prustasi dengan tugasmu. Mari kita lihat jika kita dapat mengerjakan tugas itu, hal itu akan lebih menarik bagimu.
4.    Berikan pilihan. Anda dapat berkata:  “Jika Ali mengganggu kamu, itu mungkin lebih baik untuk bekerja di labor sana buat sementara atau dapatkan kamu menggunakan salah satu strategi kita setuju menggunakan bila kita mempelajari tangga keberhasilan.
5.    Khusus untuk anak-anaka yang lebih kecil Anda dapat memperkirakan pilihan yang positif konsekwensinya. Misalnya, Anda dapat berkata, jika kamu mempunyai  2 (dua) masalah dan kemudian meminta temanmu membantu, kamu akan mengetahui apakah  permintaan mendapatkan bantuan dan bantuanmu yang diperoleh membuat  kamu menjadi  begitu  frustasi?
6.    Pilihan lain adalah nyatakan harapan dalam keadaan positif. Misalnya jika seorang siswa berbicara bebas kembali, Anda dapat berkata, Ali ingat perjanjian kita bahwa selama diskusi kelas siswa berbicara bila ditunjuk untuk memudahkan bagi tiap orang memahami yang lain.
7.    Anda dapat meninjau kembali pilihan yang tersedia dan konsekwensinya dan berikan siswa waktu untuk membuat pilihan. Misalnya Anda dapat berkata, Ali ingat prosedur kita untuk saling berbagi ide. Saya akan memanggil kamu segera bila kamu mengangkat tangan, tetapi jika kamu berbicara bebas, kita perlu melakukan beberapa  latihan waktu istirahat.
8.    Kadang-kadang ada baiknya tinggalkan siswa tersebut dan beri siswa waktu. Meskipun hal ini tidak diinginkan tetapi apabila pertentangan kuat terjadi kadang-kadang ada baiknya siswa ditinggalkan untuk menjadikan siswa agak tenang jika diberi  kelonggaran  waktu.
9.    Akhirnya Anda harus menjelaskan bahwa siswa harus membuat pilihan. Jika siswa terus menggangu Anda dapat berkata saya minta kamu tinggal karena kita mempunyai berapa rencana yang menarik, tetapi kamu perlu memilih, apakah akan menyukai prosedur untuk  bicara selama diskusi atau pergi ke pusat pemecahan masalah sampai kita dapat menyelesaikan ini.
10.        Beri siswa suatu  suruhan untuk dilakukan dalam beberapa cara pada  waktu istirahat pendek bagi siswa.
11.        Bagi siswa yang memperlihatakan pola akan frustasi atau marah-marah, untuk membantu mereka adakah mengembangkan suatu  menu strategi yang dapat mereka pilih bila dihadapkan dengan situasi frustrasi.
D.  MENANGGANI TINGKAH LAKU YANG BENGIS (BERBAHAYA)
Faydan Funk (1995) menyatakan pentingnya guru tetap tenang ketika berespon terhadap masalah-masalah prilaku siswa. Oleh sebab itu  guru hendaklah mempunyai prosedur untuk mencegah diri mereka  dan siswanya dari tingkah laku yang bengis/kasar. Strategi yang dapat digunakan :
1.    Adalah perlu mengirim seseorang untuk membantu. Orang yang membantu diperlukan untuk menjaga yang lain dari tingkah laku siswa. Kebanyakan sekolah mengembangkan suatu prosedur memberitahukan kantor bila siswa menjadi agresif secara fisik. Sebagian sekolah mengembangkan pemberian kartu merah dan membawanya kekantor.
2.    Guru harus berhati-hati menggunakan  metode hukuman, konfrontasi dan mencela karena akan menimbulkan reaksi menambah kebengisan siswa. Guru dapat mengakui hak siswa mempunyai  perasaan yang kuat, menawarkan  bantuan, memberi tahu siswa konsekwensi tingkah lakunya dan menyatakan bahwa mereka tidak ingin siswa memilih konsekwensi ini.
3.    Adalah penting bagi guru menggunakan tanda non verbal yang tidak mengancam dan tidak bersifat kontrontasi. Guru perlu berbicara dengan suara yang  tenang, lunak, lembut, suara kurang resmi.
4.    Seringkali baik meminta siswa yang lain meninggalkan kejadian, sementara menunggu bantuan terus berbicara dengan siswa. Misalnya saya telah mengirim seorang untuk menyemput administrator dan saya harap kita dapat menyelesaikan masalah ini sebelum kita melibatkan orang lain. Saya tahu anda marah tetapi disekolah ini kita dapat menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.
Johans dan Carr (1995) menawarkan tip (petunjuk) menangani prilaku yang agresif :
1.    Sedikit usaha pencegahan sama nilainya dengan pengobatan yang berat.
2.    Ketegangan guru sering kali menambah krisis tingkah laku.
3.    Selalu tetap tenang.
4.    Rendahkan suara.
5.    Perlambat kecepatan berbicara.
6.    Atur lingkungan untuk mengurangi resiko.
7.    Beri siswa jarak.
8.    Hati-hati cara berdiri.
9.    Berpakaian dalam situasi yang dapat mengatasi resiko luka.
10.        Ingatkan siswa yang tidak tepat tingkahlakunya akan konsekwensi tingkahlakunya.
11.        Biarkan mengeluarkan kata-kata.
12.        Abaikan komentar yang tidak relevan. Arahkan kembali siswa pada  masalah yang dihadapi.
13.        Berikan pilihan.
14.        Tentukan batas-batas.
15.        Gunakan teknik pengendalian secara fisik  sebagai usaha terakhir.
16.        Ketika siswa tenang, gunakan kejadian untuk mengajarkan alternatif cara-cara yang tepat menangani agresif.

E. METODE  MENYELESAIKAN  MASALAH-MASALAH PRILAKU YANG BESAR DAN TERUS MENERUS
Kadang-kadang pendidik menemui adanya anak-anak yang terus mengalami kegagalan secara akademik atau yang mengganggu kelas meskipun telah dilakukan respon yang bertanggungjawab secara professional. Bila hal ini terjadi ada beberap pilihan yang dapat Anda lakukan :
1.    Teliti lingkungan kelas untuk menentukan apa faktor yang mungkin menyebabkan tingkah laku yang tidak tepat dan berdasarkan itu buat penyesuaian untuk meningkatkan kemungkinan siswa akan berbuat produktif dalam kelas.
2.    Temui siswa untuk mendiskusikan masalah dan usaha untuk menghasilkan penyelesaian.
3.    Hubungi orang tua siswa dan informasikan pada mereka masalah dan usaha yang dibuat untuk menyempurnakan tingkah laku anaknya.
4.    Lakukan beberapa bentuk intervensi tingkah laku untuk membantu siswa menyempurnakan tingkah lakunya.
5.    Kirim siswa ke kantor untuk konsekwensi yang berhubungan dengan program pengelolaan siswa.
Selanjutnya Winser (1995) mengemukakan beberapa strategi menangani gangguan berat.
1.    Memberi hukuman
Walaupun pemberian hukuman banyak segi negatifnya namun masih diperlukan asal diperhatikan cara penggunaannya .
a.    Gunakan hukuman jika hal itu memang sangat perlu atau dengan kata lain hindari penggunaan hukuman jika mungkin.
b.    Mulailah dengan hukuman yang ringan jika tidak mampu baru hukuman berat.
c.    Hukuman harus diberikan dengan adil dan sesuai dengan tingkat pelanggaran.
d.    Ketika memberikan hukuman, contohkan apa yang semestinya dilakukan siswa.
e.    Berhati-hati dalam memberikan hukuman pertimbangkan dampaknya bagi sisiwa, orang tua dan administrator.
Prinsip-prinsip dalam memberikan hukuman menurut Eggen yang dikutip  Rahman (1995) sebagai berikut :
a.    Hukuman diberikan secara hormat dan penuh pertimbangan.
b.    Berikan kejelasan/alasan mengapa hukuman diberikan.
c.    Hindarkan memberikan hukuman dalam keadaan marah atau emosional.
d.    Hukuman diberikan pada awal kejadian.
e.    Hindari hukuman yang berisfat badaniah/fisik.
f.     Jangan menghukum kelompok/kelas apabila kesalahan dilakukan oleh seseorang.
g.    Jangan memberi tugas tambahan sebagai hukuman.
h.    Yakini hukuman sesuai dengan kesalahan.
i.      Pelajari  tiap hukuman yang diizinkan.
j.      Jangan mendendam.
k.    Konsisten dengan pemberian hukuman.
l.      Jangan mengancam dengan ketidak mungkinan.
Penggunaan hukuman banyak mendapat tantangan dari  pihak pendidik oleh karena itu kita sebagai guru harus hati-hati untuk menggunakannya dan bila terpaksa menggunakan, perhatikan prinsip-prinsip penggunaan di atas dan gunakan hukuman yang bersifat mendidik yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Misalnya jika siswa tidak membuat pekerjaan rumah suruh kerjakan tugas itu pada waktu istirahat.
2.    Melibatkan Orang Tua
Karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua,  sekolah dan masyarakat, adalah wajar mengikut sertakan orang tua dalam mengatasi prilaku-prilaku tidak disiplin. Pernahkah Anda melibatkan orang tua dalam mengatasi prilaku siswa yang tidak disiplin? Jika pernah tentu Anda sudah  berpengalaman cara melakukannya.
Salah satu cara untuk melibatkan orang tua adalah membuat laporan khusus mengenai permasalahan anak dan meminta orang tua untuk ikut membantu menanganinya. Misalnya, siswa Anda sering terlambat datang, bolos atau tidak mengerjakan tugas-tugas rumah yang harus dilakukannya, sering berkelahi dan sebagainya. Masalah-masalah gangguan seperti ini perlu ditangani  bersama dengan orang tua. Anda dapat membuat laporan khusus mengenai keadaan atau perubahan siswa yang sudah terjadi, kepada orang tua. Atau mungkin juga Anda mengunjungi orang tua membicarakan masalahnya secara langsung sehingga dapat dilakukan usaha-usaha perbaikan yang sejalan.
Menangani Prilaku Siswa Yang Agresif
Kadang-kadang dikelas kita dijumpai siswa yang agresif , suka menyerang atau menyakiti orang lain, berteriak-teriak, marah-marah,mengucapkan kata-kata kurang sopan dan sebagainya.
Untuk mengatasi prilaku agresif ini menurut  Winser (1995) dapat dialkukan sebagai berikut :
1.    Mengubah/menukar tempat duduk.
Jika ada siswa yang suka berkelahi/bertengkar dengan teman duduknya, Anda dapat memindahkan anak tersebut. Anak yang cenderung mengganggu dapat dipasangkan duduk dengan anak yang patuh. Atau dapat juga dipindahkan kedepan sehingga Anda cepat dan mudah mengamati perkembangan prilakunya. Jika kita memindahkan tempat duduk anak kita perlu memantau perubahan yang terjadi apakah prilaku tersebut sudah berkurang.
2.    Jangan terjebak dengan perselisihan yang tidak perlu dengan siswa.
Kita menyadari pada masa umur-umur tertentu perkembangan jiwa anak maju dengan cepat. Misalnya tumbuhnya dengan cepat rasa harga diri, anak ingin bebas tidak mau mematuhi orang lain, suka menentang/memprotes. Untuk menghadapi hal seperti itu kita jangan mudah  terpengaruh melayani dengan emosional. Anggap saja tidak kedengaran.
3.    Jangan melayani siswa yang agresif, ketika hati Anda sedang panas. Jika terjadi pertentangan, usahakan Anda hadapi dengan hati tenang. Jika hati sudah dingin baru permasalahan itu dibahas dengan siswa.
4.    Hindarkan diri Anda mengucapkan kata-kata yang kasar atau yang bersifat menghina. Menurut Jones&Jones (1998) kita akan lebih efektif menangani masalah gangguan prilaku anak bila menyanjung atau meninggikan martabat siswa.
5.    Konsultasi dengan pihak  lain jika Anda dihadapkan pada prilaku agresif yang membahayakan siswa lain atau guru, seperti minta pendapat teman sejawat, kepala sekolah, atau orang tua siswa. Apakah Anda pernah mengalami prilaku siswa Anda yang membahayakan?
Itulah beberapa metode/teknik yang dapat diterapkan untuk berespon atau menangani prilaku gangguan siswa yang bersifat berat. Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi kegiatan belajar ini kerjakanlah latihan berikut ini, baik secara individual maupun secara kelompok.

Latihan :
1.    Diskusikanlah  dengan teman  Anda apakah cara-cara yang pernah Anda lakukan dalam menangani gangguan prilaku siswa yang berat, efektif menghentikan gangguan tersebut.
2.    Berikanlah satu contoh prilaku gangguan berat yang pernah Anda alami dan cara apa yang tepat untuk mengatasinya.
3.    Diskusikanlah dengan teman Anda apakah prosedur berespon  terhadap gangguan berat yang ditemukan Jones & Jones dapat diterapkan untuk siswa kita ? Berikan alasannya.
4.    Bagaimanakah pendapat Anda tentang pemberian hukuman terhadap siswa?  Apakah tepat untuk digunakan dan apa dampaknya pada siswa ?
5.    Buatlah rangkuman materi kegiatan belajar 2 (dua) dan bandingkanlah kemudian dengan rangkuman berikut ini.

C.  Rangkuman
1.    Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani gangguan berat :
-          Respon akan paling efektif apabila mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu  menjamin keselamatan dan keteraturan dan instervensi yang bersifat mendidik.
-          Respon akan paling efektif bila menjaga atau meninggikan martabat harga diri siswa dan minta untuk bertanggungjawab terhadap tingkahlakunya.
-          Metode yang terpukus pada kontrol dan hukuman tidak membantu siswa mengembangkan, keterampilan baru dan menyebabkan siswa mengasingkan diri.
2.    Faktor kunci atau pengembangan rasa tanggungjawab dan respon yang efektif terhadap tingkah laku siswa.
-          Siswa harus mengetahui aturan-aturan dan prosedur serta konsekwensinya.
-          Siswa diberi penjelasan tentang konsekwensi tingkah laku.
-          Konsisten dalam penggunaan konsekwensi.
-          Siswa diberi tahu bahwa mereka memilih konsekwensi.
-          Konsekwensi harus bersifat mendidik.
3.    Prosedur berespon tingkah laku gangguan berat.


 






4.    Respon yang bijaksana terhadap gangguan berat  (Jones& Jones) :
-          Mendengarkan dengan aktif.
-          Sampaikan pesan saya.
-          Tawarkan bantuan.
-          Berikan pilihan.
-          Pilihan yang positif dan konsekwensinya.
-          Nyatakan harapan dalam keadaan positif.
-          Meninjau kembali pilihan.
-          Kadang-kadang ada baiknya tinggalkan siswa.
-          Siswa harus membuat pilihan.
-          Berikan satu suruhan yang akan dilakukan.
-          Siswa yang  kelihatan akan prustasi berikan pilihan menu strategi.
5.    Menangani tingkah laku yang bengis/berbahaya.
-          Perlu mengirim seseorang untuk membantu.
-          Berhati-hati menggunakan hukuman.
-          Memberi tanda non verbal yang tidak  mengancam.
-          Meminta siswa lain meninggalkan tempat kejadian sementara menunggu bantuan terus bicara dengan siswa.
6.    Tip menangani prilaku agresif.
-          Pencegahan lebih baik dari pengobatan.
-          Selalu tenang, rendahkan suara, lembut berbicara, atur lingkungan, beri jarak siswa, hati-hati cara berdiri,  ingatkan konsekwensi tingkah laku, berpakaian yang aman. Abaikan komentar yang tidak relevan, berikan pilihan, tentukan bata-batas, gunakan teknik pengendalian fisik sebagai usaha terakhir.
7.    Metode menyelesaikan masalah prilaku besar  yang terus menerus.
-  Teliti lingkungan kelas untuk mencari faktor penyebab, diskusi dengan siswa, hubungi orang tua siswa, lakukan intervensi kirim siswa kekantor.
8.    Strategi menangani ganguan kasar menurut Winser (1995) adalah :
-          Gunakanlah hukuman dan  melibatkan orang tua.
9.    Menangani prilaku agresif  menurut Wonser (1995) adalah :
-          Mengubah/menukar tempat duduk.
-          Jangan terjebak dengan perselisihan yang tak perlu.
-          Jangan melayani siswa dalam hati keadaan hati panas.
-          Hindari mengucapkan kata-kata kotor.
-          Konsultasi dengan pihak lain.


Kegiatan Belajar 3:CARA MENCEGAH GANGGUAN DISIPLIN

Pada kegiatan belajar 2 Anda telah mengetahui beberapa teknik untuk berespon atau menangani ganguan-gangguan disiplin baik ringan maupun berat. Berikut ini kita akan melihat bagaimana cara mencegah  gangguan disiplin tersebut.
Pada materi kegiatan belajar 3 ini Anda akan dibekali dengan berbagai cara yang dapat mencegah timbulnya gangguan disiplin dan prosedur melakukan pencegahan secara umum, moderat dan kemanusiaan.   Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda mampu :
  1. Menyebutkan cara-cara pencegahan gangguan disiplin kelas.
  2. Memberi contoh pencegahan dilihat dari segi sikap guru.
  3. Menyebutkan langkah-langkah umum pencegahan gangguan disiplin kelas.
  4. Menyebutkan langkah-langkah yang moderat dalam pencegahan gangguan disiplin kelas.
  5. Menjelaskan langkah-langkah secara kemanusiaan dalam mencegah gangguan disiplin kelas.
Penguasaan Anda akan tujuan tersebut diharapkan akan membantu Anda dalam mencegah terjadinya gangguan disiplin dikelas Anda.

Memperhatikan Kebutuhan Siswa
Pada modul 4 (empat) telah dibicarakan bahwa salah satu penyebab timbulnya gangguan disiplin kelas dari segi siswa adalah tidak terpenuhinya kebutuhan siswa.
Anda  tentu masih ingat berbagai kebutuhan dasar siswa yang dikemukakan oleh Maslow. Sehubungan dengan itu kita sebagai guru perlu mengenal karakteristik masing-masing siswa kita dan berusaha memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan kondisi yang ada. Misalnya kita tahu bahwa umumnya anak-anak merasa senang kalau dapat perhatian oleh gurunya. Oleh sebab itu kita sebagai guru perlu pandai membagi perhatian dan kasih sayang untuk semua anak sehingga suasana kelas terasa hangat dan menyenangkan. Apabila suasana hati anak-anak, sudah senang mereka akan dapat belajar dengan baik dan mereka akan berprilaku yang tertib.
Dapatkah Anda menyebutkan contoh lain yang dapat mencegah prilaku anak yang tak tertib?. Misalnya, siswa-siswa yang suka menarik perhatian dapat Anda minta membantu guru mengambil atau membagi tugas teman-temannya sehingga kebutuhan akan perhatian terpenuhi dan mereka  tidak perlu melakukan hal-hal dan   kelas akan tertib.
Anda mungkin punya pengalaman sendiri cara memenuhi kebutuhan anak sehingga kelas tetap tertib. Tuliskanlah pengalaman Anda pada tempat yang disediakan dibawah ini :






Disamping itu siswa-siswa yang memerlukan bimbingan dalam belajar perlu Anda bimbing secara individual supaya dia dapat melaksanakan tugas-tugas yang Anda berikan sehingga semua anak dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan tidak ada siswa yang tidak belajar. Selain dari itu siswa yang cepat dalam belajar kalau tidak diberikan program pengayaan akan dapat mengganggu ketentraman kelas. Itulah sebabnya seorang guru harus kenal karakteristik siswa-siswanya, sehingga dapat mengelola kebutuhan anak dengan baik dan mereka dapat belajar lebih efektif.
Selain dari cara di atas, pencegahan disiplin kelas menurut Maman (1990) juga dapat dilakukan antara lain dengan sajian yang menarik, penampilan yang menarik, ketepatan menangani masalah dan belajar dari kesalahan. Selanjutnya mari kita lihat masing-masing cara tersebut.

 Penyajian Yang Menarik
Penyajian materi pelajaran yang menarik oleh guru akan dapat menjadikan siswa belajar penuh perhatian tidak bosan dan merasa senang belajar. Hal ini akan berdampak pada situasi kelas yang tertib dan siswa aktif belajar. Pernahkan Anda melihat situasi kelas yang gurunya mengajar tidak menarik?. Bagaimana prilaku siswa yang belajar dengan guru tersebut?. Anda mungkin  sependapat dengan saya bahwa sebagian siswa akan merasa bosan belajar dan ada sebagian  tidak memperhatikan guru, berbicara dengan teman-teman, asyik membuat coret-coretan pada buku, permisi keluar kelas yang semuanya itu memperlihatkan prilaku tidak disiplin. Jadi untuk mencegah agar tidak timbul gangguan disiplin guru harus berusaha menyajikan materi pelajaran secara menarik. Bagaimana cara menyajikan materi pelajaran yang menarik tentu Anda masih ingat teori-teori pembelajaran yang telah Anda pelajari atau mungkin juga yang sudah diterapkan sendiri. Misalnya dapat dengan memilih topik  yang dibahas sesuai dengan minat anak, memberikan materi yang bermakna, menggunakan metoda yang bervariasi, dan memilih strategi yang  lebih mengaktifkan anak belajar.

Penampilan Yang Menarik
Guru merupakan tokoh identifikasi bagi anak yang akan dicontoh dan ditiru oleh anak. Oleh karena itu guru hendaklah tampil dengan menarik, baik dalam cara berpakaian, bersikap, berprilaku, dan berbicara.
Pernahkan Anda berpengalaman dengan guru yang tampil kurang menarik?. Bagaimana reaksi siswa melihat guru yang demikian? Misalnya  Bapak guru A masuk kelas dengan pakai celana yang kakinya panjang sebelah karena lipatannya lepas. Siswa yang melihat guru A masuk tentu akan memperhatikan gurunya. Mula-mula hal itu mungkin tidak tampak tetapi saat guru A sudah berdiri di depan kelas mulai mengajar, perhatian semua siswa tentu pada guru. Pakaian yang dipakai guru yang kurang rapi akan menjadi perhatian siswa dan menjadi bahan pembicaraan secara berbisik-bisik dengan temannya. Situasi ini tentu akan mengganggu perhatian siswa akan pelajaran yang disampaikan guru. Akan tetapi apabila guru berpenampilan menarik siswa senang melihat guru apalagi dibarengi dengan sikap yang ramah, sopan dan penuh perhatian pada siswa akan dapat menimbulkan rasa senang siswa pada pelajaran yang diberikan. Disamping itu penampilan guru tersebut dapat sebagai alat pendidikan dalam pembentukan kepribadian anak didik. Jadi penampilan guru yang menarik diperlukan untuk mencegah gangguan disiplin kelas dan contoh bagi pembentuk kepribadian anak didik.

Ketepatan Menangani Masalah
Cara guru menangani masalah gangguan disiplin akan berdampak pada prilaku siswa selanjutnya. Misalnya kalau guru mengatasi prilaku siswa yang tidak disiplin dengan memberikan hukuman yang tidak tepat akan dapat menimbulkan rasa dendam siswa pada guru tersebut. Hal ini akan berdampak pada prilaku sehari-hari yang akan memperlihatkan ketidak patuhan pada guru atau acuh tidak acuh pada pelajaran yang diberikan guru. Oleh karena itu, guru harus hati-hati memilih tindakan yang tepat dalam menangani masalah prilaku siswa sehingga dapat mencegah prilaku tidak disiplin untuk selanjutnya. Bagaimana cara/teknik menangani masalah disiplin telah Anda pelajari pada Kegiatan Belajar 1 dan 2 modul ini.

Belajar Dari Kesalahan
Kita sebagai guru tentu telah mengalami berbagai situasi prilaku anak didik dan berbagai cara/teknik yang telah diterapkan dalam menghadapi prilaku tersebut. Tentu saja dalam prakteknya ada kala kita  berhasil dengan baik dan ada pula yang kurang berhasil. Pengalaman-pengalaman ini hendaklah dapat diambil sebagai pelajaran untuk mencegah gangguan disiplin kelas bagi siswa kita. Kita sudah tahu betul dengan karakteristik siswa dan cara-cara apa yang dapat digunakan untuk mencegah gangguan disiplin kelas, sehingga kelas dapat kondusif untuk proses pembelajaran Pernahkah Anda mempunyai pengalaman khusus yang dapat dijadikan pelajaran untuk mencegah disiplin kelas Anda? Kalau pernah tuliskanlah pengalaman Anda tersebut pada tempat yang disediakan berikut ini :









 





Bersifat Konsisten
Sifat konsisten guru dalam menerapkan aturan-aturan dan melayani prilaku siswa dapat mencegah menculnya gangguan-gangguan  disiplin kelas. Pernahkah Anda menerapkan sifat tersebut  dan bagaimana hasilnya?. Misalnya kalau guru konsisten dengan aturan yang telah disepakati siswa akan mengetahui bahwa guru tetap dengan pendiriannya tidak dapat dipengaruhi dengan cara apapun sehingga siswa tidak berani lagi mencoba membuat gangguan diwaktu yang akan datang. Ini berarti dapat mencegah timbulnya gangguan disiplin. Severe (2000) mengatakan bila kita menanggapi kenakalan secara konsisten  kenakalan itu akan berkurang. Begitu juga halnya dengan sikap adil guru. Guru yang adil akan melayani siswa dengan cara yang sama tidak ada siswa yang teristimewa dimata guru dan siswa. Berdasarkan hal itu siswa merasa tidak iri mengiri sesama mereka dan suasana kelas akan aman dari gangguan tersebut. Kadang-kadang ketidak adilan guru menjadi sumber timbulnya konflik dalam kelas. Jadi kalau guru sudah bersifat adil dalam berbagai hal terutama dalam memberi nilai maka gangguan disiplin dapat dicegah untuk muncul.
Selain dari teknik-teknik yang dikemukakan di atas, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan disiplin kelas. Maman (1999) mengemukakan langkah-langkah dalam pencegahan gangguan disiplin yang dibedakan atas langkah umum, moderat dan bersifat kemanusiaan.

Langkah Umum
a)    Kepedulian
Kita sebagai guru hendaklah menyatakan kepedulian terhadap siswa dan lingkungan kelas tempat kita mengajar. Misalnya, kalau kita akan memulai pelajaran kita perlu perhatikan dulu situasi siswa dan ruangan kelas. Kalau ada hal-hal yang tampaknya belum beres kita bereskan dulu sehingga situasi kelas siap untuk pembelajaran. Pernahkah Anda melihat guru yang mengajar tanpa peduli pada siswa dan kelasnya? Mungkin pernah bukan.? Guru yang demikian biasanya lebih terfokus pada pengajarannya dan kurang memperhatikan masalah ruangan kelas.
b)    Menandai gangguan
Guru yang peduli pada siswa akan tahu mana anak-anak yang cendrung menciptakan gangguan  maka anak-anak ini perlu ditandai dan menjadi perhatian guru sedang mengajar.
c)    Amati  dengan  seksama
Didalam mengajar guru perlu mengamati dengan seksama situasi  kelasnya terutama siswa-siswa yang ditandai merupakan sumber gangguan, jangan luput dari pengamatan guru.
d)    Tingkatkan kepentingan semua pihak
Siswa dalam belajar mempunyai kebutuhan-kebutuhan, tertentu baik secara fisik maupun  secara psikologis. Oleh sebab itu dalam mengajar guru perlu memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dan  berusaha memenuhinya sesuai dengan  kondisi yang ada  sehingga tidak menjadi sumber gangguan dalam kelas.
e)    Humor
Guru yang pandai membuat humor akan dapat menyegarkan situasi kelas sehingga siswa tidak merasa bosan belajar dan dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Oleh karena itu untuk mencegah gangguan disiplin guru perlu pandai menyajikan pelajaran yang diselingi rasa humor sehingga siswa merasa senang belajar.
f)     Rutinitas
Aturan-aturan dalam pembelajaran atau tata tertib yang telah disusun bersama siswa hendaknya dapat diterapkan secara rutin sehingga siswa terbiasa dengan situasi-situasi tersebut. Dalam penerapan aturan-aturan tersebut guru  hendaknya bersifat konsisten sehingga kebiasaan rutin tersebut terbina dengan baik. Menurut Schaefer (1996) anak akan berkembang dan tumbuh paling baik dalam ketertiban dan keteraturan secara rutin.



g)    Permohonan  langsung
Jika kita sedang mengajar kelihatan ada tanda-tanda akan munculnya gangguan disiplin maka kita sebagai guru meminta pada anak tersebut untuk berprilaku baik.
h)   Hindarkan barang-barang yang mengganggu.
Hal-hal yang ada dilingkungan kelas yang mungkin menarik perhatian siswa sedang belajar atau yang akan mengganggu aktivitas mereka hendaklah dihindarkan. Misalnya, didepan kelas ada gambar yang menarik siswa atau alat-alat permainan yang sedang terletak yang tidak  ada kaitan dengan materi pelajaran hendaknya dipindahkan. Begitu juga halnya dengan kursi/meja atau alat pelajaran yang tidak pada tempatnya supaya diatur kembali sehingga tidak menggangu kelancaran siswa bergerak dalam kelas.
i)     Pengendalian fisik.
Lingkungan fisik kelas yang diduga akan mempengaruhi siswa dalam bekerja, hendaknya dikendalikan. Misalnya apabila cahaya matahari langsung masuk kelas dan siswa merasa kepanasan, guru perlu menutupi gorden kalau ada gorden dan kalau tidak memindahkan anak duduk pada tempat yang teduh. Contoh lain, di luar kelas ada anak-anak lain sedang bermain, pintu kelas terbuka. Guru hendaklah menutup pintu tersebut sehingga perhatian siswa tidak pada anak-anak di luar kelas. Anda mungkin juga berpengalaman dalam hal ini dan tuliskan contoh-contoh lainnya di bawah ini.











 




Langkah Bersifat Moderat
Selanjutnya mari kita lihat pula langkah-langkah pencegahan gangguan disiplin yang bersifat moderat.
            a) Susun aktivitas kelas
Agar kegiatan kelas berjalan dengan lancar guru perlu menyusun urutan aktivitas kelas setiap harinya sehingga dalam pelaksanaan guru sudah mempunyai gambaran yang jelas aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Aktivitas yang disusun hendaklah bervariasi sehingga tidak membosankan siswa belajar.
b)    Tentukan prosedur dan ketentuan-ketentuan dalam pembelajaran.
 Agar siswa dapat belajar dengan tertib guru perlu menjelaskan prosedur dalam pembelajaran dan membicarakan aturan-aturan yang diberlakukan dalam pembelajaran tersebut. Prosedur dan aturan-aturan tersebut dikomunikasikan pada seluruh siswa sehingga siswa mengetahui prosedur, aturan-aturan yang diberlakukan dikelas.
c)    Susun aktivitas dan tugas akademik
Kegiatan-kegiatan pembelajaran perlu disusun guru secara cermat yang dapat mengaktifkan siswa belajar. Begitu pula tugas-tugas pembelajaran yang perlu dilakukan direncanakan dengan baik. Bila siswa tidak terlibat aktif dalam belajar maka kemungkinan gangguan disiplin lebih besar untuk terjadi. Oleh sebab itu guru hendaklah pandai merancang aktivitas-aktivitas dan tugas-tugas yang dapat mengaktifkan siswa belajar.
d)    Susun kegiatan-kegiatan yang sudah rutin
Kegiatan kelas yang perlu rutin dilakukan perlu disusun  guru dalam rangka membiasakan siswa dengan kegiatan tersebut sehingga akan terbina kebiasaan-kebiasaan yang diharapkan.
e)    Tekankan tujuan dampak samping dari belajar
Dalam proses pembelajaran disamping mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga diusahakan mencapai tujuan-tujuan dampak samping dalam pembelajaran tersebut yang biasanya menyangkut aspek-aspek yang bersifat pendidikan atau yang berguna bagi pembentuk kepribadian siswa. Kita sebagai guru jangan hanya  menekan pada tujuan pembelajaran saja tetapi juga tujuan-tujuan yang bersifat mendidik yang dapat membina sikap disiplin anak..
f)     Laksanakan kegiatan monitoring
Dalam proses pembelajaran guru perlu memonitor prilaku siswa dalam belajar dan oleh karena itu guru perlu berdiri pada posisi yang dapat melihat prilaku semua siswa. Dengan kondisi pada posisi yang tepat akan memudahkan guru mendeteksi kemungkinan-kemungkinan timbulnya gangguan sehingga dapat dihindarkan.
g)    Bentuk kelompok belajar
Agar siswa dapat saling belajar dengan temannya maka perlu dibentuk kelompok belajar. Dalam kelompok ini siswa akan dapat saling bertukar pendapat dan menemukan pendapatnya sendiri sehingga mereka lebih aktif belajar dan kebutuhan sosial juga terpenuhi.
h)   Gunakan waktu secara efektif
Guru perlu membuat alokasi waktu untuk setiap kegiatan yang dilakukan sehingga tidak ada waktu luang antar penggantian kegiatan. Waktu luang yang banyak akan mendorong  siswa untuk melakukan berbagai prilaku yang akan mengganggu disiplin. Penentuan alokasi waktu hendaklah dicocokkan dengan tempo pencapaian tujuan dan tingkah  intensitas perhatian sisiwa.
i)     Berikan petunjuk praktis
Supaya siswa tidak banyak bertanya tentang prosedur pembelajaran yang akan memungkinkan timbulnya gangguan maka, guru perlu memberikan petunjuk praktis pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran yang akan dilakukan. Petunjuk dapat diberikan secara lisan  sebelum kegiatan dilakukan atau dapat juga secara tertulis yang dapat dibaca anak sendiri sambil belajar.
j)     Kemukakan harapan guru
Apa yang diharapkan guru dengan pembelajaran tersebut hendaknya dikemukakan pada siswa sehingga mereka tahu apa yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut. Misalnya anak-anaka pelajarilah materi ini  dengan baik dan boleh berdiskusi dengan teman asal tertib.

Langkah Kemanusiaan
Pencegah gangguan disiplin dengan langkah kemanusiaan ini dimulai dengan menimbulkan/mengembangkan kesadaran diri bagi siswa. Siswa harus menyadari bahwa manusia hidup perlu aturan-aturan yang mengatur tata kehidupan agar berjalan dengan baik. Pembinaan kesadaran diri akan perlunya disiplin diberikan melalui pemahaman-pemahaman peraturan-peraturan, penjelasan pengertian sehingga betul-betul menyadari pentingnya disiplin. Pembinaan ini dapat dilakukan melalui contoh teladan dari guru dan pemberian balikan atas prilaku yang ditampilkan dan menjelaskan  mengapa kepribadian menurut aturan tertentu.
Tahap kedua adalah mengembangkan dan pemeliharaan kepercayaan. Menurut Schaefer (1996) hasil  penelitian menunjukkan bahwa  orang tua yang percaya akan kesanggupannya akan memancarkan pengaruh yang positif terhadap tingkah laku mereka. Begitu juga dengan guru. Guru perlu mempunyai keyakinan yang kuat atau kepercayaan yang besar terhadap kemampuannya mendidik anak. Anak-anak atau siswa akan merasakan sikap guru yang kurang percaya diri/ragu-ragu dalam mendidik mereka. Hal ini akan membuka peluang untuk bertindak mengganggu disiplin kelas.
Pernahkah Anda rasa ragu dalam menghadapi anak-anak. Apa atau bagaimana reaksi mereka terhadap Anda? Tuliskanlah pengalaman Anda tersebut dibawah ini :











 




Langkah terakhir adalah lakukanlah komunikasi secara efisien dan efektif. Dan Guru dalam mengajar hendaklah menggunakan komunikasi yang jelas, sesuai dengan perkembangan badan anak, pesannya lengkap, dankonkrit sehingga pesan-pesan yang disampaikan menjadi lebih efektif. Gunakanlah bahasa verbal dan non verbal supaya lebih efektif dan efisien.

LATIHAN

1. Diskusikanlah dengan teman Anda, bagaimana cara     memenuhi  kebuthan  siswa  sehingga kelas  tertib .

2 . Bagaimanakah caranya  Anda menyajikan pelajaran supaya lebih menarik
     sehingga tidak terjadi gangguan disiplin.

3.Diskusikanlah dengan teman Anda  langkah-langkah  yang  biasa
   dilakukan guru dalam mencegah gangguan disiplin   disekolah  Anda.

4. Buatlah suatu contoh penerapan langkah  moderat  untuk mencegah
    gangguan  disiplin kelas.

5.Buatlah rangkuman materi  kegiatan belajar  3 ini  dan kemudian  
  andingkanlah dengan  rangkuman berikut. Ini.


Rangkuman

Teknik/cara mencepat gangguan disiplin kelas :
·         Memperhatikan kebutuhan siswa.
·         Penyajian materi pembelajaran yang menarik.
·         Penampilan guru yang menarik.
·         Ketepatan menangani masalah.
·         Belajar dari kesalahan.
·         Bersifat konsisten.
Langkah umum mencegah gangguan disiplin kelas :
·       Kepedulian.
·       Menandai gangguan.
·       Amati dengan saksama.
·       Tingkatkan kepentingan semua pihak.
·       Humor
·       Rutinitas.
·       Permohonan langsung.
·       Hindarkan barang-barang yang mengganggu.
·       Pengendalian fisik.
Langkah moderat mencegah gangguan disiplin kelas:
·       Susun aktivitas kelas.
·       Tentukan prosedur dan ketentuan-ketentuan dalam pembelajaran.
·                              Susun aktivitas dan tugas akademik.
        -  Susun kegiatan-kegiatan yang sudah rutin.
·                              Tekankan tujuan dampak samping dari belajar.
·                              Laksanakan kegiatan monitoring.
·                              Bentuk kelompok belajar.
·                              Gunakan waktu secara efektif.
·                              Berikan petunjuk praktis.
·                              Kemukakan harapan guru
Langkah kemanusiaan :
·                              Menimbulkan/mengembangkan kesadaran diri siswa.
·                              Mengembangkan dan memelihara kepercayaan.
·                              Komunikasi secara efektif dan efisien.




















TES MANDIRI 3
            Untuk menguji tingkat pemahaman anda  terhadap materi kegiatan belajar 3  ini  jawablah tes berikut ini dengan baik.  Tes terdiri dari 5 butir bentuk pilihan ganda dan 5 butir bentuk esei.  Bacalah setiap butir dengan cermat dan tentukanlah jawaban anda.

A. Tes  Pilihan Ganda

1.Kegiatan berikut ini merupakan usaha guru dalam mencegah gangguan disiplin 
 kelas, kecuali….
a.menyajikan pelajaran dengan menarik
            b. ketepatan menangani masalah
            c. belajar dari kesalahan
            d. memberi peringatan kepada siswa

2. Sikap guru yang dapat mencegah gangguan disiplin kelas adalah…
             a.  sikap terbuka
b.    sikap ramah
c.    sikap konsisten
d.    sikap optimis

3.Prilaku guru berikut ini  dapat mencegah  tiumbulnya ganguan disiplin kelas
  kecuali…
a.  memperhatikan kebutuhan siswa
b.    berlaku adil terhadap siswa
c.    tidak mengabaikan prilaku siswa
d.    berpenampilan menarik

4.Berikut ini  adalah langkah-langkah umum  dalam pencegahan  gangguan disiplin kelas, kecuali…
a.. kepedulian dan tandai gangguan
b.  berikan pilihan konsekuensi tingkah laku
c.    amati siswa dengan seksama  dan tingkatkan kepentingan semua  pihak
d.    humor dan rutinitas
5. Langkah moderat  untuk mencegah gangguan  disiplin kelas , kecuali…
a.  susun aktivitas  kelas dan tentukan prosedur  dan ketentuan dalam    pembelajaran
b.    susun aktivitas dan  tugas akademik serta kegiatan rutin
c.    laksanakan monitoring,  bentuk kelompok belajar  dan gunakan waktru secara efektif.
d.    timbulkan kesadaran diri siswa akan pentingnya disiplin.

B, Bentuk Esei
1. Jelaskanlah langkah-langkah secara kemanusiaan  dalam
                              mencegah  gangguan disiplin kelas.

2. Berikanlah contoh  penerapan langkah  kemanusian tersebut  di kelas   Anda.

3.  Apakah hambatan atau kesulitan yang mungkin ditemui  dalam penerapan langkah kemanusian tersebut di sekolah Anda .

4.    Berikan contoh contoh alternatif yang dapat diterapkan dikelas untuk  memenuhi kebutuhan siswa sehingga kelas  dapat tertib.

5.    Jelaskanlah mengapa dengan penyajian  pelajaran yang menarik dapat  mencegah timbulnya gangguan  disiplin kelas.


_____________

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes mandiri 3  yang terdapat pada  bagian akhir modul ini.  Jawab tes pilihan ganda yang benar diberi skor 1 dan jawaban tes esei yang  benar diberi skor 5 untuk masing masing butir.  Untuk menentukan  jumlah skor yang Anda peroleh  Jumlahkan skor masing-masing tes , kemudian untuk tes objektif dikalikan dengan  5 dan tes esei dikalikan dengan tiga , kemudian jumlahkanlah semuanya itulah skor  yang  anda peroleh.  Untuk mengetahui tingkat  penguasaan anda  terhadap kompetensi yang diharapkan pakailah rumus berikut ini.

Rumus : Tingkat penguasaan =  jumlah skor /100 x 100%.
            Interpretasi  penguasaan yang dicapai
                        90%  -  100%  =  baik sekali
                        80%  -  89%    =  baik
                        70%  -  795     =  cukup
                        <70%               =   kurang


C.PENUTUP
            Selamat anda  telah berhasil menyelesaikan modul  Penanganan  Gangguan Disiplin Kelas.  Sesuai dengan tujuan modul ini  mudah-mudahan anda telah memahami berbagai  metoda  umum dan cara mengatasi gangguan  disiplin  yang ringan maupun berat  serta langkah-langkah dan cara  mencegah timbulnya gangguan disiplin kelas.
            Pengalaman belajar Anda  dalam modul ini  diharapkan akan dapat membantu anda  mengatasi masalah  ganguan disiplin yang mungkin anda temui   dikelasnya . Di samping  itu,  juga  akan  membantu Anda  melakukan  langkah-langkah dan cara pencegahan gangguan disiplin, sehingga kelas Anda lebih  kondusif untuk proses pembelajaran.
            Jika Anda yakin telah memahami modul ini , Anda dapat meminta tes akhir modul pada tutor Anda  Jika hasil tes Anda baik  berarti anda telah menyelesaikan  semua modul dalam mata kuliah ini. Akan tetapi jika belum , Anda diharapkan mengulangi  lagi mempelajari modul ini supaya  dapat mengikuti ujian semester  dengan hasil baik.

                                                                        Selamat  belajar…..!



                                      SANARAI
            area                                        -           daerah
            alternatif                                -           pilihan dari berbagai kemungkinan
            berespon                               -           bereaksi
            dampak                                  -           pengaruh
            efektif                                     -           dapat membawa hasil
            efisien                                                -           tepat guna
            emosional                             -           penuh emosi/ luapan perasaan
            frustrasi                                  -           kecewa
            gorden                                   -           kain penutup jendela/ tebal
            humor                                                -           membuat cerita lucu
            intensitas                               -           tingkat
            informasi                               -           keterangan
            intervensi                              -           usaha campur tangan
konfrontasi                                        permusuhan, menentang terang-   terangan
konsekuensi                         -           akibat
memonitor                             -           mengamati
mendeteksi                           -           mengetahui/menemukan
menu strategi                       -           daftar siasat / rencana yang cermat
moderat                                 -           tidak ekstrim/jalan tengah
nonverbal                              -           tidak menggunakan kata-kata
psikologis                              -           bersifat kejiwaan
prosedur                                -           tahap-tahap kegiatan
resiko                                     -           akibat
relevan                                   -           berhubungan / bersangkut paut
rutin                                        -           apa yang biasa dilakukan






DAFTAR PUSTAKA
Emmer,Edmund T,(1984). Classroom management for Secondary  Teacher
            ,New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Hanch, Paul, Alihbahasa Daisy (1995). Mendidik Anak dengan Berhasil,  Jakarta: Arcan.

Jones,Fernon F, dan Luise S,Jones (1998), Comprehensive Classroom  Management, Needham Heights: Allyn  & Bacon

Maman Rahman,(1999), Manajemen Kelas, Jakarta; P2GSD

Schaefer, Charles, Alihbahasa  Turman Sirait ( 1996), Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplin  Anak. Jakarta: Mitra Utama

Severe, Sal, Alihbahasa, T Harmaya (2000), Bagaimana Bersikap Pada Anak Agar Anak Bersikap Baik. Jakarta : Gramedia

Winser,M (1995), Educational Psychology  in The Canadian Classroom, Ontario: Allyn & Bacon.












PEDOMAN TUTOR

I.      Tinjauan isi Modul
Modul ini terdiri dari  3 kegiatan belajar yaitu : pertama kegiatan  belajar mengenai  teknik menangani  gangguan  ringan,  kedua  teknik menangani gangguan berat dan ketiga  cara mencegah gangguan disiplin  kelas.
      Tujuan yang ingin dicapai  dengan kegiatan belajar pertama adalah  mahasiswa dapat
1.. Menyebutkan  metoda secara umum mengatasi prilaku  yang     
     mengganggu.
2.    Menyebutkan teknik-teknik mengatasi gangguan ringan
3.    Memberikan contoh cara mengatasi prilaku  yang suka menarik perhatian
4.    Memberikan contoh cara mengatasi  gangguan prilaku mencari kekuasaan.
Sedangkan tujuan kegiatan belajar 2 adalah agar mahasiswa dapat
      1. Menyebutkan beberapa  faktor kunci berespon sewcara efektif
2.    Menjelaskan prosedur berespos terhadap gangguan berat
3.    Memberikan contoh berespon  dengan bijaksana terhadap gangguan  berat.
4.    Memberikan contoh  cara menangani  prilaku agresif dan bengis
5.    Memberikan contoh metode memecahkan masalah  prilaku yang besar dan terus menerus.
Tujuan kegiatan belajar ke 3  adalah agar mahasiswa dapat:
     1.  Menyebutkan cara-cara pencegahan gangguan disiplin kelas.
2.    Memberi contoh  cara pencegahan dari segi sikap guru
3.    Menyebutkan langkah-langkah umum  pencegahan  gangguan  disiplin kelas
4.    Menyebutkan langkah langkah yang moderat  dalam pencegahan gangguan disiplin kelas.
5.    Menjelaskan  langkah-langkah secara kemanusian dalam mencegah gangguan disiplin kelas.
Materi yang dibahas pada kegiatan belajar 1 adalah metoda secara umum  menangani  gangguan prilaku, dan berbagai teknik menangani  gangguan ringan. Materi  kegiatan belajar 2  adalah   faktor kunci berespon terhadap gangguan berat,  prosedur berespon, respon yang bijaksana, menanganiu prilaku  yang agresif ,bengis, perilaku yang besar dan terus menerus.  Sedangkan materi kegiatan belajar 3  terdiri dari berbagai cara pencegahan  gangguan disiplin dan  prosedur umum, moderat dan kemanusian  dalam mencegah  gangguan disiplin kelas.
Tugas yang perlu dilakukan mahasiswa dalam kegiatan belajar 1 adalah
1     Menjelaskan metode umum  mengatasi prilaku siswa.
2.    Memberikan contoh prilaku yang mengganggu dan cara menananganinya.
3.    Menjelaskan cara menangani prilku  siswa yang suka menarik perhatian
4.    Memberikan contoh  metode umum dalam mengatasi  prilakuyang mengganggu
5.    Membvuat rangkuman  materi kegiatan belajar 1.
Pada kegiatan belajar 2  tugas-tugas yang perlu dilakukan mahasiswa  adalah;
1. Mendiskusikan  dengan teman cara  -cara yang pernah dilakukan dalam menangani  gangguan yang berat.
2. Memberikan contoh prilaku gangguan berat yang pernah dialami dan  menentukan  cara yang tepat untuk mengatasinya.
3.. Mendiskusikan dengan teman  apakah  prosedur yang dikemukakan Jones  and Jones dapat diterapkan  disekolah mereka.
4..Pendapat mahasiswa tentang pemberian hukuman dan dampaknya
5.Membuat rangkuman materi kegiatan belajar 2.
            Pada kegiatan belajar ketiga tugas- tugas yang perlu dilakukan mahasiswa adalah:
1.  Mendiskusikan dengan teman  cara memenuhi kebutyhan siswa sehingga
     kelas menjadi tertib.
2.    Menjelaskan cara menyajikan pelajaran lebih menarik  supaya tidak terjadi gangguan disiplin kelas.
3.    Mendiskusikan dengan teman langkah-langkah yang biasa dilakukan untuk mencegah gangguan disiplin.
4.    Membuat contoh penerapan langkah moderat  untuk mencegah gangguan disiplin kelas
5.    Membuat rangkuman materi kegiatan belajar 3.

II. Peranan Tutor
            Sesuai dengan tujuan pembelajaran modul ini  yang umumnya bersifat kognitif dan aktivitas pembelajaran yang dituntut hanya aktivitas secara mental/ berpikir, maka peran anda sebagai tutor adalah:
1.    memonitor pelaksanaan kegiatan belajar mahasiswa.
2.    memonitor pelaksanaan tugas yang dibuat siswa dan membantu mengecek / memeriksa  kebenaran  tugas yang dibuat.
3.    melakukan kegiatan tatap muka  secara periodik untuk mendiskusikan kesulitan -kesulitan mahasiswa dalam memahami materi-materi yang disajikan,
 Selain dari itu  jika memungkinkan tolong Anda usahakan sumber belajar  lain untuk memperkaya wawasan mereka.

III. Evaluasi
            Sesuai dengan  aspek tujuan yang akan dicapai, maka tes akhir modul dalam bentuk objektif dan  esei.  Jumlah  butir tes  20 butir  yang terdiri dari tes objektif 17 butir dan tes esei 3 butir.
            Tes secara lengkap terlampir  dengan kuncinya.
Cara penilaian tes.   Tes objektif  yang betul diberi skor  2 dan tes esei diberi skor  6.  Masing skor yang diperoleh dijumlahkan  kemudian  dibagi dengan 52 dan sudah itu dikalikan 100%. Hasil perhitungan itulah  yang merupakan persentase penguasaan  mahasiwa  akan modul 5 ini.