Sabtu, 01 Oktober 2011

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


BAB I. Strategi Belajar-Mengajar

  1. Pengertian
Strategi merupakan gar-is besar haluan bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam arti ilmu dan kiat didalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (T. Raka 3oni, 1992/1993 l3).Pencapaian indikator digunakan sebagai acuan didalam menata pembelajaran dan menutup kelemahan yang kemudian diterjemahkan ke dalam program kegiatan.
Oleh sebab itu strategi pembelajaran adalah metode dalam arti luas yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yaitu memilih dan menentukan perubahan perilaku, pendekatan, prosedur, metode, teknik, dan norma norma atau batas-batas keberhasilan.

Yang dimaksud dengan strategi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Menurut Newman dan Logan, dalam bukunya yang berjudul Strategy Policy and Central Management (1971 : 8), strategi dasar dari setiap usaha akan mencakup keempat hal sbb :
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil seperti apa yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha itu yang sesuai dengan aspirasi dan selera masyarakat.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama manakah yang dipandang paling efektif guna mencapai sasaran tersebut.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran tersebut.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan kriteria dan patokan ukuran yang harus dipergunakan untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha tersebut.

  1. Menetapkan Sasaran Kegiatan Belajar-Mengajar

a. Sasaran-Sasaran Kegiatan Belajar-Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar pasti mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut bertahap dan berjenjang mulai dari sangat operasional dan konkret sampai yang bersifat universal. Tujuan itu pada akhirnya harus diterjemahkan dalam ciri-ciri / sifat-sifat wujud perilaku dan pribadi dari manusia yang dicita-citakan. Sistem pendidikan harus melahirkan para warga Negara yang memiliki empat kemampuan, kecakapan dan sifat utama, yaitu :
·         Self realization, maksudnya manusia harus mampu mewujudkan dan mengembangkan bakat-bakatnya seoptimal mungkin.
·         Human relationship ( hubungan antarinsan )
·         Economic efficiency (efisiensi ekonomi
·         Civil responsibility, manusia harus memiliki tanggung jawab sebagai warga Negara.

b. Entering Behavior Siswa
Meskipun terdapat keragaman dari berbagai paham dan teori tentang makna perbuatan belajar, namun teori manapun pada akhirnya cenderung untuk sampai pada konsensus bahwa hasil perbuatan belajar itu dimanifestasikan dalam perubahan perilaku dan pribadi baik secara material-substansial, struktural-fungsional, maupun secara behavioral. Tingkat dan jenis karakteristik perilaku siswa yang telah dimilikinya pada saat akan memasuki kegiatan belajar mengajar inilah yang dimaksudkan dengan Entering Behavior. Entering Behavior ini akan dapat kita identifikasikan dengan berbagai cara, antara lain :
·         Secara tradisional, lazimnya para guru memulai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai bahan-bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
·         secara inovatif, guru-guru sudah mulai mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajar dengan cara melakukan pre-test sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
Dengan mengetahui gambaran tentang entering behavior, siswa akan memberikan banyak sekali bantuan kepada guru, antara lain :
Untuk mengetahui seberapa jauh kesamaan individual antarsiswa dalam taraf kesiapannya, kematangannya, serta tingkat penguasaan dari pengetahuan dan keterampilan dasar sebagai landasan bahan baru. Dengan mengetahui disposisi perilaku siswa tersebut, guru akan dapat mempertimbangkan dan memilih bahan, metode, teknik, dan alat bantu belajar mengajar yang sesuai. Dengan membandingkan nilai hasil pre-test dengan nilai hasil akhir, guru akan memperoleh indikator yang menunjukkan seberapa banyak perubahan perilaku yang terjadi pada siswa.
Mengingat hakikat perubahan perilaku itu dapat berupa penambahan, peningkatan hal-hal baru terhadap hal lama yang telah dikuasai, atau bahkan berupa pengurangan terhadap perilaku lama yang tidak diinginkan (merokok, mencontek, dsb) , maka sekurang-kurangnya ada tiga dimensi dari entering behavior itu yang perlu diketahui guru adalah :
·         Batas-batas cangkupan ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai siswa.
·         Tingkatan dan urutan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang telah dicapai dan dikuasai siswa.
·         Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikomorik, proses-proses kognitif, pengalaman, mengingat, berpikir, afektif, emosional, motivasi, dan kebiasaan.
Sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan mengajar, guru harus dapat menjawab pertanyaan :
·         Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang telah dikuasai dan diketahui oleh siswa yang akan diajar.
·         Tingkat dan tahap serta jenis kemamupuan manakah yang telah dicapai dan dikuasai siswa yang bersangkutan.
·         Apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola-pola perilaku yang akan diajarkan.
·         Seberapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa sebelum belajar dimulai.

  1. Unsur Strategi Pembelajaran

  1. Unsur unsur Strategi Pembelajaran
Agar dapat merancang serta melaksanakan strategi pembelajaran yang efektif perlu memperhatikan unsur-unsur strategi dasar atau tahapan langkah sebagai berikut.


  1. Menetapkan Spesifikasi dari Kualifikasi Perubahan Perilaku
Tujuan selalu dijadikan acuan dasar dalam merancang dan melaksanakan setap kegiatan pembelajaran.Oleh sebab itu indikator harus merumuskan secara spesifik dalam arti mengarah kepada perubahan perilaku tertentu dan operasional dalam arti dapat diamati dan diukur.Hal ini dapat dikatakan bahwa perubahan perilaku dan pribadi peserta didik seperti apa dan bagaimana yang harus dicapai dan menjadi sasaran dari kegiatan pembelajaran tersebut.

2). Memilih Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan adalah suatu cara pandang dalam menyampaikan bahan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dalam melaksanakan kegiatan pelajaran harus dipertimbangkan dan dipilih jalan pendekatan utama yang dipandang paling ampuh, paling tepat dan paling efektif guna mencapai sasaran.

3). Memilih dan Menetapkan Metode, Teknik, dan Prosedur Pembelajaran
Metode merupakan cara yang dlpilih untuk menyampaikan bahan sesuai dengan indikator . Teknik merupakan cara untuk melaksanakan metode dengan sarana penunjang pembelajaran yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kecepatan dan ketepatan belajar untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu teknik menunjuk kepada ragam khas penerapan suatu metode tertentu sesuai dengan latar beiakang tertentu pula, misalnya kemampuan guru, kebiasaan guru, kebiasaan peserta didik belajar, ketersediaan peralatan, kesiapan peserta didik dalam belajar, dan sebagainya. Pada umumnya dalam kegiatan pembelajaran diperlukan pemanfaatan berbagai macam metode clan teknik baik pada saat merancang kegiatan pembelajaran maupun pada saat pembelajaran sedang berlangsung karena adanya penyesuaian-penyesuaian yang perlu dilakukan. Oleh sebab itu, dalam setiap satuan pembelajaran harus menggambarkan prosedur yang mengacu kepadu sejumlah metode dan teknik, dalam arti diskenariokan dan sekaligus diberikan urutan secara sistematis untuk mengupayakan pencapaian indikator .Atau dengan kata lain pertimbangan dan penetapan langkah langkah pembelajaran yang ditempuh sejak titik awal sampai dengan titik akhir di mana indikator dapat tercapai.

4). Menetapkan Penilaian
Menetapkan penilaian yang dimaksud adalah norma-norma, batas minimum keberhasilan atau kriteria, tolok ukur dan ukuran baku keherhasilan belajar yang dapat dijadikan pegangan dalam melakukan pengukuran dan penilaian hasil kegiatan pembelajaran. Selanjutnya hasil tersebut akan dijadikan umpan balik bagi penyempurnaan sistem pembelajaran secara keseluruhan.

3. Macam Macam Strategi Pembelajaran.
  1. Strategi indukatif adalah suatu strategi pembelajaran yang memulai dari hal-hal yang khusus barulah menuju ke hal-hal yang umum.
  2. Strategi dedukatif adalah suatu strategi pembelajaran yang umum menuju ke hal-hal yang khusus.
  3. Strategi campuran adalah gabungan dari strategi indukatif dan dedukatif. Adapula strategi regresif yaitu strategi pembelajaran yang memakai titik tolak situasi jaman sekarang untuk kemudian menelusuri balik (ke belakang) ke masa lampau yang merupakan latar belakang dari perkembangan kontemporer tersebut (Widja, 1989:36)


4. Hakikat Strtagei Pembelajaran

  1. Konsep dan Prinsip Belajar
  1. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.
  2. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
  3. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
  4. Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
    1. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
    2. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
    3. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar.
    4. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
    5. Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan.
  5. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan

  1. Variabel Strategi Belajar Mengajar
    1. Gagne mengklasifikasikan hasil-hasil belajar yang membawa implikasi terhadap penggunaan strategi belajar-mengajar, sebagai berikut:
      1. Keterampilan intelektual dengan tahapan-tahapannya:
  1. Yang perlu dipertimbangkan dari faktor siswa di dalam menggunakan strategi belajar-mengajar, antara lain:
    1. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-perbedaan dari siswa lain.
    2. Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran.
  2. Dari faktor alat dan sumber yang perlu dipertimbangkan ialah:
    1. Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga.
    2. Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran (bahan cetakan dan lingkungan sekitar).
  3. Dari faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi belajar-mengajar ialah kemampuan menguasai bahan pelajaran dan kemampuan membelajarkan siswa.


  1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
    1. Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
    2. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
  2. Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
    1. Strategi Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah oleh guru. Siswa tinggal "terima jadi" dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran, yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
    2. Strategi Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan.
      Strategi Heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan Strategi Heuristik diharapkan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi Heuristik terbagai atas Diskoperi dan Inkuiri.
  3. Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
    1. Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.
    2. Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
  4. Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
    1. Strategi Klasikal
    2. Strategi Kelompok Kecil
    3. Strategi Individual.
  5. Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa.
    1. Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
    2. Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi guru "mewakilkan" kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.